Sejarah
Desa Pacentan
Desa Pacentan awalnya adalah sebuah hutan
yang cukup luas di sebagian wilayah desa.Masyarakat pacentan mempunyai
pemikiran untuk mempunyai ladang sendiri, membajak ataupun untuk bercocok
tanam.Salah satu warga menciptakan sebuah kelompok untuk menebang pohon di
hutan yang di olah kemudian dijadikan sawah.
Masyarakat pacentan dulunya tidak mempunyai
ladang atau sawah untuk dibajak. Ladang atau sawah dijadikan masyarakat sebagai
hasil sumber daya alam (hasil tani) agar dapat hidup secara mandiri. Cara yang
dilakukan yaitu dengan satu demi satu masyarakat pacentan bergotong royong
untuk menebang pohon di hutan. Setelah masyarakat terkumpul, mereka langsung
bergegas untuk menebang pohon dihutan meski ada sedikit kendala untuk menebang
pohon dihutan.
Ketika selesai menebang pohon, ternyata
dibalik hutan tersebut ada babi hutan berkliaran. Sebagian masyarakat panik menghadapi
babi hutan tersebut. Mereka mempersiapkan senjata tajam seperti tombak, parang
dan celurit untuk memburu babi hutan. Akhirnya masyarakat pecentan berbondong –
bondong untuk membunuh babi hutan satu per satu. Setelah babi hutan
terbunuh masyarakat membuangnya ke sungai atau sumur supaya baunya tidak terlalu
menyengat ke daerah penduduk.
Di desa pacentan tepatnya di dusun pregi
terdapat sumber mata air jaman dahulu alias sumur yang di percayai oleh
masyarakat dapat mengobati segala penyakit .semua warga yang ada di desa
pacentan maupun tetua pacentan pun tidak tau asal usul berdirinya sumur itu . tapi banyak warga yang
cerita bahwa sumur itu galian dari seekor burung pada jaman dahulu .
Setiap jumat wage air didalam sumur itu
berubah warna menjadi merah , tidak salah bila banyak warga yang datang ketika
malam jumat wage tepat jam 12 malam untuk mengambil air tersebut , sumur itu
terletak di bawah pohon tua yang sangat rindang dan di sekeliling terdapat
banyak pohon bambu , bersebelahan dengan bujhu sambhian yang merupakan makam
orang jaman dahulu yang telah mengikuti perang , di namakan sambhien karena
jasad yang berada di dalam makam tidak sepenuhnya utuh banyak beberapa bagian
tubuh yang hilang dan tidak di temukan, selain itu terdapat 1 mushola yang
dindingnya terbuat dari bambu sekaligus tempat beristirahatnya para pengunjung
yang datang .
Di dalam kawasan sumur para pengunjung yang
datang di larang untuk menyakiti hewan yang ada dan dilarang membawa pulang
hewan , tumbuhan dan semacamnya karena jika tumbuhan maupun hewan
No comments:
Post a Comment